Semuanya Gara-Gara Asep :D



0 Komentar





BMKG Jambi menyebutkan, bahwa kondisi udara di Provinsi itu masuk dalam kategori tidak sehat, dengan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) 112,19 sehingga dianjurkan untuk mengenakan masker dan mengurangi kegiatan di luar ruangan.

Sementara menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, Provinsi Riau sudah ditetapkan dalam keadaan darurat kabut asap. Sebab udara sebagian besar kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning dinyatakan sangat tidak sehat.



Di Sumatera Selatan terpantau 13 titik api dan Bangka Belitung 2 titik api. Di Pulau Kalimantan, titik panas sebagai indikasi kebakaran hutan dan lahan tak juga berkurang. Di Kalimantan Barat terpantau 26 titik, yang tersebar di Ketapang dan Sintang.

Di Kalimantan Tengah terpantau 220 titik, yang tersebat di Kotim sebanyak 68, Kapuas 3, Barito Selatan, Sukamara 11, Seruyan 42, Katingan 51, Pulang Pisau 22 dan Palangkaraya 20.

Apa yang ada di benak kita semua? Apakah kemarau panjang dan kebakaran hutan disana-sini ini memang teguran dari Tuhan atau memang ada campur tangan manusia yang sudah tidak sayang lagi dengan bumi tempat melangsungkan hidupnya?

Deforestasi, Pembukaan lahan dengan cara pembakaran hutan, Pembalakan liar (Illegal Logging), dan semua kerusakan hutan bukanlah tanpa pertanggungjawaban kita. Bahkan pemerintah, negara tetangga dan pihak asing pun ikut menggonggong menyalahkan asal kepulan asap, padahal kita dan mereka sendiri tahu sebagian dampak kerusakan hutan ini ada hubungannya juga dengan mereka.

Mungkin manusia sudah mengeksplor Planet lain yang bisa dihuni selain bumi sehingga tega membiarkan seisi dunia ini menjerit. Tapi bagi kita semua yang berpikir, rasanya Bumi belum akan tergantikan, kita semua masih peduli dengan Bumi, dan masih akan tetap berjuang mempertahankan Bumi yang kita cintai ini dari tangan-tangan kotor yang tidak bertanggungjawab.

Semoga jadi bahan renungan kita semua.

Si Legendaris Honda XL 125



0 Komentar
Si Legendaris Honda XL 125


Pecinta motor klasik atau pun pecinta offroad sepertinya tidak akan asing dengan motor keluaran tahun 1970an akhir ini. Bagi sebagian orang yang tidak tahu, mungkin motor ini dianggap sama dengan motor CB yang umum dipasarkan. Namun, jika kita lebih teliti lagi, motor ini sebetulnya merupakan motor produksi terbatas, di Indonesia tercatat pada masa itu dikeluarkan hanya sebanyak 736 unit, bahkan ada yang menyebut bahwa XL125 ini adalah salah satu moyangnya peradaban motor dual-purpose yang merajalela sekarang. Di Indonesia pada masa itu, Honda XL 125 awalnya merupakan kendaraan dinas bagi beberapa Instansi Pemerintah yang erat hubungannya dengan kegiatan lapangan, semisal Dinas Kehutanan atau Pertanian. Bahkan diketahui juga motor ini sempat menjadi kendaraan dinas khusus bagi para petugas medis. Bahkan sebuah dokumen surat dari Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Bea dan Cukai tertanggal 15 April 1978 menyebutkan banwa motor Tipe Honda XL 125 K3 dengan tahun pembuatan 1977 yang masuk ke Indonesia adalah motor dinas dalam rangka “Proyek Aid”. Maka tidak heran kalau motor ini lekat dengan sebutan motor trail Mantri, Motor Penyuluh atau Motor Instansi.


Dengan aplikasi ban depan ring 21 dan ban belakang ring 18 serta kembangan ban yang dual-purpose, menjadikan motor ini siap untuk meladeni medan offroad maupun jalan raya. Shock teleskopik depan dan shockbreaker belakang pun dibuat lebih tinggi dibanding pendahulunya yang komersil di pasarkan di Indonesia, CB 100 dan CB 125. Balutan rangka kokoh serta bentuk tangki khas motor semi-offroad menjadikannya motor yang berkesan kuat dan tangguh. Bentuk knalpot yang unik merupakan kelebihan fisik lainnya, jika diamati secara kasat mata, bentuknya memanjang ke atas menjauhi tanah. Seperti motor enduro kebanyakan. Keunggulan mesinnya pun, jika dibandingkan dengan sudaranya, memiliki perbandingan gigi rasio yang lebih low dibandingkan Honda CB, sehingga diklaim masih lebih baik jika digunakan menebas trek ekstrem. 


Hingga kini, Honda XL 125 bukan hanya berpredikat sekedar motor trail legendaris, tapi juga merupakan barang langka yang peradabannya semakin hari semakin mendekati kepunahan. 




TECHNICAL SPECIFICATION
Model ID
Manufacturer (Make)
Honda
Model Name
XL 125
Year
1977
Category(class)
Enduro
Engine
Engine Capacity (Displacement)
124 ccm (7.57 cubic inches)
Engine Type
1 cylinder
Bore x Stroke
Ø56.5 mm x 49.5 mm (Ø2.22 inches x 1.95 inches)
Bore/Stroke Ratio
1.14
Stroke
4
Valves per Cylinder
2
Timing System
OHC
Cooling System
Air
Powertrain
Gearbox
5 speed
Chassis/Suspension/Brakes
Front Brakes
Drum
Rear Brakes
Drum
Front Tire
2.75-21
Rear Tire
3.50-18
Dimensions
Curb Weight
110 kg (243 lb)
Fuel Capacity
6 litres (1.59 gallons)
Performance
Max Power
13.00 HP (9.5 kW) at 9400 RPM
Power/Weight Ratio
0.12 Hp/Kg
Top Speed
114 km/h (71mph)













































































newer post older post